B. RUMUSAN MASALAH
- Apa pengertian manajemen bimbingan dan konseling?
- Bagaimanakah perencanaan program bimbingan konseling ?
- Bagaimana pelaksanaan pengarahan program bimbingan dan konseling ?
- Bagaimana evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling ?
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Pengaturan pelayanan bimbingan dan
konseling perlu dilakukan sehingga pelayanan BK benar-benar memberikan
kontribusi yang baik dan diingikan pada pencapaian visi, misi, dan tujuan
sekolah. Suatu program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak
mungkin tersusun apabila tidak diatur dalam suatu sistem manajemen yang baik.
Manajemen yang baik itu sendiri akan banyak ditentukan oleh kemampuan manajer
pendidikan di sekolah dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengaktifkan, dan
mengontrol sumber daya yang ada. Pelaksanaan manajemen bimbingan dan konseling
harus dirumuskan secara matang baik dari segi program pelayanan BK, meneliti
hal-hal apa sajakah yang dibutuhkan oleh para peserta didik, satuan layanan dan
kegiatan dalam bimbingan dan konseling, dapat merumuskan dengan baik pelaksanaan
bimbingan dan konseling, dan mengevaluasi program yang telah dilaksanakan dalam
Bimbingan Konseling tersebut.
B.
RUMUSAN MASALAH
- Apa pengertian manajemen bimbingan dan konseling?
- Bagaimanakah perencanaan program bimbingan konseling ?
- Bagaimana pelaksanaan pengarahan program bimbingan dan konseling ?
- Bagaimana evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
Istilah manajemen
berasal dari kata kerja (bahasa Inggris) “manage” yang berarti mengurus,
mengatur,melaksanakn, dan mengelola
(John M. Echol & Hasan saddily). Manajemen menurut arti katanya
adalah metode atau teknik untuk mengelola (mengatur) berbagai sumber daya
supaya menjadi optimal untuk menghasilkan produk (barang, jasa, tujuan)
tertentu.
Definisi menejemen
mengalami perkembangan dari masa ke masa tergantug kebutuhan organisasi,
sehingga definisi manajemen yang dikemukakan para ahli sangat beragam
Apabila
diterapkan dalam pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, maka manajemen
bimbingan dan konseling adalah segala upaya atau cara yang digunakan kepala
sekolah untuk mendayagunakan secara optimal semua komponen atau sumber daya
(tenaga, dana, sarana/prasarana) dan sistem informasi berupa himpunan data
bimbingan untuk menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling dalam rangka
mencapai tujuan. Prinsip-prinsip dalam Manajemen Pelayanan Bimbingan dan
Konseling meliputi : planning, organizing, actuating & controlling.
B.
PLANING/PERENCANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
Bimbingan
dan konseling dalam gerak dan pelaksanaannya tidak pernah lepas dari
perencanaan dan bersistem. Hal ini bertujuan untuk terlihatnya konteks
kontribusi bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Untuk tercapainya
program perencanaan BK yang efektif dan efisien, maka ada beberapa hal yang
harus dilakukan yaitu ; analisis kebutuhan siswa, penentuan tujuan BK, analisis
situasi sekolah, penentuan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan, penetapan
metode pelaksanaan kegiatan, penetapan personel kegiatan, persiapan fasilitas
dan biaya kegiatan , dan perkiraan tentang hambatan kegiatan dan antisipasinya.
Pengertian
program menurut T. Raka Joni (1981): “program adalah seperangkat kegiatan yang
dirancang dan dilakukan secara kait mengkait untuk mencapai tujuan tertentu”.
Dari definisi tersebut dapat diuraikan bahwa suatu program mengandung
unsur-unsur :a) Adanya seperangkat kegiatan, ;b) Dirancang;c) Dilakukan secara
kait-mengkait,;d) Adanya tujuan tertentu,
. Adapun program yang yang sistematis selalu mengacu
pada prinsip-prinsip sebagi berikut :
a. Program bimbingan dan konseling dirancang untuk
melayani kebutuhan siswa.
b. Program bimbingan dan konseling merupakan bagian
terpadu dari keseluruhan program pendidikan di sekolah.
c. Tujuan program harus dirumuskan secara jelas dan
eksplisit (operasional) dan menunanng pencapaian keseluruhan tujuan program
bimbingan dan konseling.
d. Pelaksanaan program perlu melibatkan seluruh staf
sekolah.
e. Personil bimbingan dan konseling perlu
dididentifikasi dan tugas-tugas serta tanggung jawabnya harus dirumuskan.
f. Segala sumber daya perlu ditemukan untuk mencapai
tujuan program.
g. Dua hal yang esensial dalam penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling adalah data pribadi siswa untuk pemahaman
diri dan bahan informasi untuk perencanaan pendidikan dan pengambilan
keputusan.
h. Perlu penerapan rancangan sistem dalam pengembangan
program dan pemecahan masalah pengelolaan.
i. Dukungan dan pelibatan masyarakat sekitar harus
diusahakan sejauh mungkin demi kelancaran penyelenggaraan program dan
tercapainya tujuan (Munandir, 1996).
C.
PELAKSANAAN PENGARAHAN BIMBINGAN DAN
KONSELING.
Setiap sekolah sebagai satuan pendidikan perlu merancang program bimbingan
dan konseling sebagai bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan.
Dan perlu kita ketahui BK bukanlah polisi sekolah yang hanya mengatasi anak
anak yang bermasalah saja, kadang belakang ini guru BK sering di anggap sebagai
polisi di sekolah. Untuk mengatasi berbagai permasalahan kita harus memiliki
acuan program untuk melaksanan BK . Program yang akan dijadikan acuan
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut Terdapat dua
jenis program yang perlu dirancang dan diprogramkan, yakni :
a) Program tahunan sebagai program sekolah.
Program tahunan ini dijabarkan menurut alokasi waktu pada setiap semester,
program bulanan, bahkan program mingguan. Oleh karena itu, perlu dibuat dalam
satu matriks atau schedule. Dalam program itu dicantumkan substansi kegiatan,
jenis layanan menurut alokasi waktu. Kegiatan layanan bimbingan dan konseling
sebagai program sekolah, antara lain :
• Pemberian layanan informasi melalui ceramah yang mengundang nara sumber
dari luar sekolah.
• Program pemberian layanan orientasi bagi siswa baru pada awal tahun.
• Mengadakan tes bakat dan minat untuk bahan pertimbangan penjurusan.
• mengadakan kunjungan ketempat industri yang bermanfat bagi bimbingan
karir.
• membentuk kelompok-kelompok group counseling.
• memberikan pelatihan keterampilan belajar akademik.
b) Program kegiatan layanan bagi setiap Guru Pembimbing sesuai dengan
pembagian tugas layanan di sekolah.
Penyusunan program pada masing-masing bidang pelayanan bimbingan dan
konseling hendaknya disesuaikan dengan karakteristik satuan pendidikan atau
jenis dan jenjang sekolah. Agar pelaksanaan program kegiatan layanan bimbingan
dan konseling sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai maka diperlukan
pengarahan agar terjadi suatu taat kerja yang diwarnai oleh koordinasi dan
komonikasi yang efektif diantara staf bimbingan dan konseling. Pengarahan ini
juga dilakukan untuk memotivasi staf dalam melakukan tugas-tugasnya sehingga
memungkinkan kelancaran dan efektivitas pelaksanaan program yang telah direncanakan.
Pelaksanaan kegiatan Pelayanan Bimbingan Konseling di dalam jam pembelajaran sekolah / madarasah dapat dibentuk :
Pelaksanaan kegiatan Pelayanan Bimbingan Konseling di dalam jam pembelajaran sekolah / madarasah dapat dibentuk :
1. kegiatan tatap muka dan;
2. kegiatan non tatap muka.
Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan
informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan
instrumentasi, serta layanan / kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam
kelas. Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas per
minggu dan dilaksanakan secara terjadwal. Sedangkan kegiatan non tatap muka
dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiatan
referensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan kepustakaan, dan
alih tangan kasus.
Kegiatan pelayanan Bimbingan Konseling diluar jam pembelajaran sekolah / madrasah dapat berbentuk kegiatan tatap muka maupun non tatap muka dengan peserta didik, untuk menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kolompok, konseling kelompok, dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas. Setiap kegiatan pelayanan Bimbingan Konseling dicatat dalam laporan pelaksanaan program. Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:
Kegiatan pelayanan Bimbingan Konseling diluar jam pembelajaran sekolah / madrasah dapat berbentuk kegiatan tatap muka maupun non tatap muka dengan peserta didik, untuk menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kolompok, konseling kelompok, dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas. Setiap kegiatan pelayanan Bimbingan Konseling dicatat dalam laporan pelaksanaan program. Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:
-Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif,
laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun
umum.
- Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal
pelajaran dan lain-lain.
- Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan untuk
mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta
(kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.
- Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar
siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
- Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.
- Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam
pendidikan dan pengetahuan.
- Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses
belajar-mengajar.
- Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
- Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik
dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan
bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.
D.
EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING.
Ada beberapa kegiatan
layanan bimbingan dan konseling yang dievaluasi diantaranya: Konseling
individual dan kelompok, Konsultasi dengan siswa, orang tua, dan guru baik
individual maupun kelompok, Pengukuran minat, kemampuan, perilaku, dan kemajuan
belajar siswa, Koordinasi layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa di
sekolah. Dengan demikian evaluasi bimbingan dan konseling merupakan salah satu
komponen sistem bimbingan dan konseling yang sangat penting karena mengacu pada
hasil evaluasi itulah dapat diambil simpulan apakah kegiatan yang telah
direncanakan telah dapat mencapai sasaran yang diharapkan secara efektif dan
efisien atau tidak, kegiatan itu dilanjutkan atau sebaliknya direvisi dan
sebagainya.
Pendekatan dan Metode Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling.
Shetzer dab Stone (1983) membagi pendekatan evaluasi pelaksanaan program
bimbingan dan konseling ke dalam tiga pendekatan pokok, yaitu :
1) Pendekatan dan Metode Survei
Prosedur yag dipakai dalam pendekatan dan metode survei biasanya dengan
mengumpulkan sebanyak mungkin data tentang masukan (siswa), proses, dan hasil
yang merupakan keluaran program. Temuan yang diperoleh dirumuskan dalam profil
yang bersifat deskriptif kuantitatif maupun kualitatif.
2) Pendekatan dan Metode Eksperimen
Pendekatan ini merupakan perpaduan antara riset dan evaluasi. Artinya
kegiatannya melakukan evaluasi tetapi prosedurnya memakai model riset
eksperimental. Lazimya dipakai untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan dan
konseling terhadap perilaku siswa. Kebutuhan pendekatan dan metode ini muncul
ketika layanan bimbingan dan konseling di sekolah bertujuan untuk terjadinya
perubahan perilaku
3) Studi Kasus
Studi kasus digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keadaan seorang
siswa yang dijadikan sebagai onyek telaah kasus. Salah satu alasan pemakaian
pendekatan ini adalah dalam layanan konseling diperlukan telaah cermat atas
proses dan hasil perubahan akibat perlakuan (treatment) terhadap diri siswa
yang bermasalah (klien). Metode ini membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak
karena bersifat longitudinal. Metode ini bermanfaat untuk mengetahui
perkembangan kepribadian klien sejak dari awal ketika ia bermasalah, selama
dibantu sampai akhirnya setelah dibantu dengan layanan konseling.
4) Supervisi Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Manfaat pokok dari supervisi ini adlah untuk mengendalikan personil
pelaksana bimbingan dan konseling, memantaukemungkinan-kemungkinan kendala yang
muncul dan dihadapi personil dalam pelaksanaan tugasnya, mencari jalan keluar
terhadap hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan program agar tercapainya
pelaksanaan yang lancar kearah pencapaian tujuan bimbingan dan konseling di
sekolah.
Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling.
Tujuan bimbingan dan konseling secara umum adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui kemajuan program bimbingan dan konseling atau subyek yang telah memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling.
1) Mengetahui kemajuan program bimbingan dan konseling atau subyek yang telah memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling.
2) Mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas strategi pelaksanaan
program dalam kurun waktu tertentu.
Tujuan bimbingan dan konseling secara khusus, antara lain :
1) Meneliti secara berkala hasil pelaksanaan program yang telah dicapai.
2) Memperoleh informasi tentang tingkat efektivitas dan efisiensi layanan
bimbingan dan konseling yang ada.
3) Mengetahui jenis layanan yang sudah ataupun belum dilaksanakaan dan
jenis layanan yang memerlukan perbaikan atau pengembangan.
4) Mengetahui tingkat partisipasi staf atau personil sekolah dalam
menunjang keberhasilan pelakanaan program.
5) Mengetahui seberapa besar kontribusi program bimbingan dan konseling
terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran di sekolah.
6) Memperoleh informasi yang cermat dan memadai untuk kepentingan
perencanaan langkah-langkah pengembangan program.
7) Membantu mengembangkan kurikulum sekolah yang disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik.
Prinsip-prinsip Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling .
Agar diperoleh hasil evaluasi pelaksanaan program yang diharapkan, disamping
menuntut pengelolaan yang baik, juga harus mengacu kepada prinsip-prinsip
evaluasi program. Prinsip-prinsip tersebut antara lain :
1) Evaluasi program yang efektif menuntut pengenalan yang cermat dan rini
terhadap tujuan yang akan dicapai
2) Evaluai program yang efektif membutuhkan kriteria pengukuran yang jelas
3) Evaluasi program membutuhkan keterlibatan dari berbagai pihak yang
mmiliki kompetensi profesional
4) Evaluasi program menuntut umpan balik dan tindak lanjut sehingga
hasilnya dapat dicapai untuk dasar pengambilan keputusan dan pembuatan
kebijakan
5) Evaluasi program hendaknya terencana dan berkesinambuangan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manajemen diperlukan
dalam pelayanan bimbingan dan konseling untuk mencapai tujuan yang telah
dirumuskan sebelumnya, serta untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pada
akhir tujuan pelayanan bimbingan di sekolah. Pola manajemen disusun dengan kesesuaian antara konsep dengan kondisi yang dihadapi sekolah
tersebut.
Manajemen Bimbingan dan
Konseling merupakan segala upaya menggerakkan individu atau kelompok untuk
bekerjasama dalam mendayagunakan sumber daya di dalam suatu sistem untuk
mencapai suatu tujuan untuk mendayagunakan secara optimal semua komponen atau
sumber daya dan sistem informasi berupa himpunan data bimbingan untuk
menyelenggarakan pelayanan bimbingan konseling dalam mencapai tujuan.
Program bimbingan dan
konseling adalah seperangkat kegiatan yang dirancang oleh konselor di sekolah. Pelaksanaan
dan Pengarahan Program Bimbingan Konseling ada 2 program, yaitu Program tahunan
sebagai program sekolah dan Program kegiatan layanan bagi setiap Guru
Pembimbing. Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling merupakan
upaya menilai effisiensi dan efektifitas pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah.
-
B. SARAN
Adanya Manajemen Bimbingan dan
Konseling diharapkan dapat menuntun terselenggaranya pelayanan bimbingan
konseling dalam mencapai tujuan yang akan dicapai sesuai tujuan umum dan
khusus. Agar proses pelayanan dapat berjalan dengan baik, maka semua pihak yang
terkait dalam bimbingan dan konseling di sekolah harus menjalankan tugasnya
masing-masing, dan perlu adanya BK yang berkualitas supaya pandangan siswa
terhadap BK bukan sebagai eksekutor melainkan sebagai fasilitator.
DAFTAR PUSTAKA
Badrudin, 2015. Dasar dasar Manajemen. Bandung : Alfabeta
Salahudin, Anas 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung : Pustaka setia
Mugiarso, heru., dkk. 2011. Bimbingan dan konseling. Semarang: UPT UNNES
Press
Vitahafyan, 2012. Penyelenggaraan manajemen bimbingan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar